Sarkoma Jenis Kanker Gemar Menyamar, 70 Persen Salah Penanganan -->

Sarkoma Jenis Kanker Gemar Menyamar, 70 Persen Salah Penanganan

PELITA MEDIA - Jakarta - Sebagian orang umumnya mengesampingkan beberapa gejala umum sebagai tanda-tanda penyakit ringan. Misalnya, nyeri sendi sering diasosiasikan dengan rematik, sementara perut kembung dihubungkan dengan asam lambung. Padahal, gejala-gejala ini sebenarnya dapat menjadi tanda-tanda penyakit yang lebih serius dan rumit, seperti kanker sarkoma.    Dilansir tempo.co, Sarkoma merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun, serta memiliki gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan. Sebuah penelitian menemukan kesalahan penanganan pada 70 persen pasien, sehingga turut berkontribusi pada masih rendahnya tingkat kelangsungan hidup rata-rata lima tahun (five-year survival rate), yaitu sekitar 50 persen saja.    Sarkoma dianggap langka karena hanya ditemui pada 1 persen kasus kanker dewasa. Namun, data-data terbaru mengindikasikan bahwa sarkoma mungkin lebih umum daripada yang diyakini sebelumnya. Studi di Inggris menunjukkan lompatan signifikan dalam jumlah orang yang didiagnosis terkena sarkoma setiap tahunnya, dari 3.800 menjadi 5.300 saat ini.    Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center, Richard Quek mengatakan pemahaman sarkoma yang sangat kompleks masih kurang lengkap, terutama di Asia. "Dibandingkan dengan populasi barat, masih belum banyak pusat data nasional yang resmi di Asia, sehingga data tentang prevalensi sarkoma dan bagaimana penyakit tersebut dikelola di wilayah ini masih terbatas. Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat," ujar Quek, dalam keterangan resmi.    Quek menambahkan kesadaran dan pemahaman tentang sarkoma masih cenderung rendah, baik di kalangan masyarakat umum maupun tenaga kesehatan profesional. Sebuah studi dari Belgia, misalnya, mengungkapkan bahwa 47 persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter. Setelah itupun, pasien umumnya berkonsultasi ke dokter umum, yang kemungkinan besar hanya akan menghadapi satu atau dua kasus sarkoma sepanjang karier mereka.    Tak heran jika penelitian di Inggris kemudian juga menunjukkan bahwa, karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal, 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis. “Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi,” kata Quek, yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada tahun 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.    Sarkoma salah satu tipe kanker yang paling sulit didiganosis. Ada 70 sub-tipe sarkoma, namun secara umum ada empat sub-tipe utama yaitu, sarkoma jaringan lunak, gastrointestinal stromal tumor (GIST), sarkoma tulang seperti osteosarcoma, dan Ewing's/Rhabdomyosarcoma. Kedua kelompok terakhir ditemukan terutama pada remaja dan kelompok usia dewasa muda.    Quek menambahkan kelompok usia tersebut biasanya tidak diasosiasikan dengan kanker. Hal ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis, sehingga dampak yang dialami oleh penderita sarkoma tersebut pun cenderung lebih parah. "Terlebih, karena para pasien muda ini tengah berada di masa paling produktif dalam hidup mereka, entah itu di sekolah, atau baru saja memulai karier baru, atau tengah membangun keluarga,” ujarnya.
Sarkoma Jenis Kanker Gemar Menyamar, 70 Persen Salah Penanganan
PELITA MEDIA - Jakarta - Sebagian orang umumnya mengesampingkan beberapa gejala umum sebagai tanda-tanda penyakit ringan. Misalnya, nyeri sendi sering diasosiasikan dengan rematik, sementara perut kembung dihubungkan dengan asam lambung. Padahal, gejala-gejala ini sebenarnya dapat menjadi tanda-tanda penyakit yang lebih serius dan rumit, seperti kanker sarkoma.

Dilansir tempo.co, Sarkoma merupakan jenis kanker yang berkembang di jaringan ikat, seperti otot, lemak, tulang, tulang rawan, dan pembuluh darah. Kanker ini bisa muncul di bagian tubuh mana pun, serta memiliki gejala yang tampaknya tidak berbahaya dan sulit dibedakan dari penyakit-penyakit ringan. Sebuah penelitian menemukan kesalahan penanganan pada 70 persen pasien, sehingga turut berkontribusi pada masih rendahnya tingkat kelangsungan hidup rata-rata lima tahun (five-year survival rate), yaitu sekitar 50 persen saja.

Sarkoma dianggap langka karena hanya ditemui pada 1 persen kasus kanker dewasa. Namun, data-data terbaru mengindikasikan bahwa sarkoma mungkin lebih umum daripada yang diyakini sebelumnya. Studi di Inggris menunjukkan lompatan signifikan dalam jumlah orang yang didiagnosis terkena sarkoma setiap tahunnya, dari 3.800 menjadi 5.300 saat ini.

Konsultan Senior Onkologi Medis Parkway Cancer Center, Richard Quek mengatakan pemahaman sarkoma yang sangat kompleks masih kurang lengkap, terutama di Asia. "Dibandingkan dengan populasi barat, masih belum banyak pusat data nasional yang resmi di Asia, sehingga data tentang prevalensi sarkoma dan bagaimana penyakit tersebut dikelola di wilayah ini masih terbatas. Ini sering menyebabkan diagnosis yang terlambat atau tidak akurat, yang kemudian menyebabkan penanganannya juga tidak tepat," ujar Quek, dalam keterangan resmi.

Quek menambahkan kesadaran dan pemahaman tentang sarkoma masih cenderung rendah, baik di kalangan masyarakat umum maupun tenaga kesehatan profesional. Sebuah studi dari Belgia, misalnya, mengungkapkan bahwa 47 persen pasien yang menderita sarkoma jaringan lunak membiarkan gejalanya selama sekitar empat bulan sebelum akhirnya menemui dokter. Setelah itupun, pasien umumnya berkonsultasi ke dokter umum, yang kemungkinan besar hanya akan menghadapi satu atau dua kasus sarkoma sepanjang karier mereka.

Tak heran jika penelitian di Inggris kemudian juga menunjukkan bahwa, karena kurangnya kecurigaan klinis pada gejala awal, 20 persen dokter umum terlambat lebih dari tiga bulan dalam merujuk pasien tersebut ke spesialis. “Sudah saatnya kita menanggapi sarkoma dengan lebih serius, dan ini bisa kita mulai dengan edukasi,” kata Quek, yang juga mendirikan Singapore Sarcoma Consortium pada tahun 2013 dan Asia Sarcoma Consortium pada tahun 2015 sebagai wadah untuk penelitian dan pendidikan profesional.

Sarkoma salah satu tipe kanker yang paling sulit didiganosis. Ada 70 sub-tipe sarkoma, namun secara umum ada empat sub-tipe utama yaitu, sarkoma jaringan lunak, gastrointestinal stromal tumor (GIST), sarkoma tulang seperti osteosarcoma, dan Ewing's/Rhabdomyosarcoma. Kedua kelompok terakhir ditemukan terutama pada remaja dan kelompok usia dewasa muda.

Quek menambahkan kelompok usia tersebut biasanya tidak diasosiasikan dengan kanker. Hal ini berkontribusi terhadap keterlambatan diagnosis, sehingga dampak yang dialami oleh penderita sarkoma tersebut pun cenderung lebih parah. "Terlebih, karena para pasien muda ini tengah berada di masa paling produktif dalam hidup mereka, entah itu di sekolah, atau baru saja memulai karier baru, atau tengah membangun keluarga,” ujarnya.

Sumber: cantik.tempo.co

Disclaimer: Gambar, artikel ataupun video yang ada di web ini terkadang berasal dari berbagai sumber media lain. Hak Cipta sepenuhnya dipegang oleh sumber tersebut. Jika ada masalah terkait hal ini, Anda dapat menghubungi kami disini.
Related Posts
Disqus Comments
© Copyright 2017 Gooo Baca - All Rights Reserved - Created By BLAGIOKE Diberdayakan oleh Blogger